Saat Anda menguap, Anda mungkin mengira ini saatnya untuk tidur.
Namun penelitian terbaru membuktikan, menguap merupakan reaksi tubuh
yang baik bagi kesehatan, karena dapat mendinginkan otak yang mulai
panas.
Para peneliti dari Princeton University menyebutkan, menguap dapat mengatur temperatur otak dan menghindari kepanasan.
Karena faktanya, otak pun bisa mengalami over-heating, layaknya
perangkat elektronik seperti laptop yang akan memanas jika dinyalakan
terlalu lama.
Daily Mail, Selasa (20/9) menulis, professor Andrew Gallup beserta timnya melakukan pengamatan terhadap 80 responden di Tucson, Arizona.
Selama musim dingin dan musim panas, Gallup mengamati seberapa sering
para responden menguap setiap harinya. Hasilnya, para responden
cenderung menguap lebih sering di musim dingin ketimbang saat musim
panas.
Dari hasil penelitian menyebutkan, menguap dapat menyejukkan otak.
Kedengarannya memang bertolak belakang, karena jika memang ini
alasannya, mengapa para responden tidak menguap lebih sering di musim
panas?
Kenyataannya demikian. Menurut teori yang dikeluarkan Gallup, menguap
dapat memberi rasa sejuk pada otak lewat pertukaran udara panas di otak
dengan udara dingin yang diserap selama proses menguap. Sayangnya,
kondisi ini tidak terjadi di musim panas yang menyengat.
“Nyaris 40 persen responden (di musim panas dan dingin) menguap
selama lima menit pertama saat berada di luar ruangan. Namun persentase
responden yang menguap di musim panas jauh di bawahnya, hingga 10 persen
saja. Efek kebalikannya terjadi di musim dingin,” papar Gallup.
Gallup mengklaim penelitiannya sebagai studi pertama yang menjelaskan mengapa frekuensi menguap berbeda dari musim ke musim.
Hal ini juga menjelaskan mengapa orang-orang sering merasa linglung
saat kepanasan, karena otak punya kemampuan terbatas untuk mendinginkan
dengan sendirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar