Translate

Selasa, 10 Juli 2012

Sering menguap, tanda otak terlalu panas

Saat Anda menguap, Anda mungkin mengira ini saatnya untuk tidur.
Namun penelitian terbaru membuktikan, menguap merupakan reaksi tubuh yang baik bagi kesehatan, karena dapat mendinginkan otak yang mulai panas.
Para peneliti dari Princeton University menyebutkan, menguap dapat mengatur temperatur otak dan menghindari kepanasan.
Karena faktanya, otak pun bisa mengalami over-heating, layaknya perangkat elektronik seperti laptop yang akan memanas jika dinyalakan terlalu lama.
Daily Mail, Selasa (20/9) menulis, professor Andrew Gallup beserta timnya melakukan pengamatan terhadap 80 responden di Tucson, Arizona.
Selama musim dingin dan musim panas, Gallup mengamati seberapa sering para responden menguap setiap harinya. Hasilnya, para responden cenderung menguap lebih sering di musim dingin ketimbang saat musim panas.
Dari hasil penelitian menyebutkan, menguap dapat menyejukkan otak. Kedengarannya memang bertolak belakang, karena jika memang ini alasannya, mengapa para responden tidak menguap lebih sering di musim panas?
Kenyataannya demikian. Menurut teori yang dikeluarkan Gallup, menguap dapat memberi rasa sejuk pada otak lewat pertukaran udara panas di otak dengan udara dingin yang diserap selama proses menguap. Sayangnya, kondisi ini tidak terjadi di musim panas yang menyengat.
“Nyaris 40 persen responden (di musim panas dan dingin) menguap selama lima menit pertama saat berada di luar ruangan. Namun persentase responden yang menguap di musim panas jauh di bawahnya, hingga 10 persen saja. Efek kebalikannya terjadi di musim dingin,” papar Gallup.
Gallup mengklaim penelitiannya sebagai studi pertama yang menjelaskan mengapa frekuensi menguap berbeda dari musim ke musim.
Hal ini juga menjelaskan mengapa orang-orang sering merasa linglung saat kepanasan, karena otak punya kemampuan terbatas untuk mendinginkan dengan sendirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar